Tugas Struktur 1

A02_JULIAWAN WAHYU PRATAMA

Sumpah Pemuda 1928: Titik Balik Lahirnya Bahasa Indonesia

Abstrak

Sumpah Pemuda 1928 merupakan salah satu tonggak sejarah terpenting dalam perjalanan bangsa Indonesia, terutama dalam melahirkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Momen ini bukan hanya simbol perjuangan melawan kolonialisme, tetapi juga mencerminkan kesadaran kolektif generasi muda mengenai pentingnya identitas nasional. Artikel ini mengkaji latar belakang lahirnya Sumpah Pemuda, masalah yang dihadapi bangsa sebelum 1928, dan bagaimana peristiwa-peristiwa periode ini mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia hingga saat ini. Dengan menggunakan analisis sejarah dan sosial, tulisan ini menegaskan bahwa Sumpah Pemuda adalah titik balik mendasar dalam persatuan sebuah bangsa yang beragam, sekaligus landasan bagi pengembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara.

Kata Kunci: Sumpah Pemuda, Bahasa Indonesia, Nasionalisme, Persatuan, Sejarah


Pendahuluan

Bahasa merupakan identitas sekaligus alat komunikasi yang vital dalam membangun kesatuan bangsa. Indonesia, dengan keragaman etnis, budaya, dan bahasa daerah, menghadapi tantangan besar dalam menyatukan seluruh elemen masyarakat pada masa penjajahan Belanda. Sebelum abad ke-20, tidak ada satu bahasa yang benar-benar mampu menjadi perekat seluruh bangsa. Bahasa Melayu hanya digunakan di beberapa wilayah sebagai bahasa perdagangan dan perantara.

Kesadaran akan pentingnya bahasa persatuan baru benar-benar mengemuka melalui Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Dalam kongres pemuda kedua, para pemuda dari berbagai organisasi menyatakan ikrar: bertumpah darah satu, tanah air Indonesia; berbangsa satu, bangsa Indonesia; dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar ini menjadi landasan historis lahirnya bahasa Indonesia sebagai identitas nasional.

Artikel ini akan membahas permasalahan yang dihadapi bangsa sebelum lahirnya Sumpah Pemuda, dinamika yang melatarbelakangi pemilihan bahasa Indonesia, serta dampaknya bagi pembangunan bangsa hingga masa kini.


Permasalahan

Sebelum tahun 1928, Indonesia menghadapi beberapa permasalahan mendasar, di antaranya:

  1. Keragaman bahasa daerah
    Indonesia memiliki ratusan bahasa daerah yang menjadi identitas lokal masing-masing suku. Ketiadaan bahasa pemersatu membuat sulitnya komunikasi lintas daerah.

  2. Dominasi kolonial Belanda
    Bahasa Belanda hanya digunakan oleh kaum terpelajar dan pejabat kolonial. Sebagian besar masyarakat pribumi tidak menguasainya, sehingga tercipta jurang komunikasi antara penguasa dan rakyat.

  3. Ketiadaan kesadaran nasional
    Sebelum 1928, perlawanan terhadap penjajahan masih bersifat kedaerahan. Misalnya perlawanan Diponegoro di Jawa, Imam Bonjol di Sumatera Barat, hingga Pattimura di Maluku. Tanpa bahasa persatuan, sulit terbentuk identitas nasional yang menyatukan seluruh daerah.

  4. Perbedaan kepentingan politik
    Organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Ambon, dan lain-lain masih menonjolkan identitas daerah. Hal ini menjadi hambatan dalam membangun persatuan nasional.


Pembahasan

1. Latar Belakang Sumpah Pemuda

Kongres Pemuda I (1926) telah membuka jalan bagi pertemuan pemuda dari berbagai daerah. Namun, semangat persatuan baru benar-benar menguat dalam Kongres Pemuda II yang diselenggarakan di Jakarta pada 27–28 Oktober 1928. Tokoh-tokoh seperti Mohammad Yamin, Soegondo Djojopuspito, dan W.R. Supratman memainkan peran penting dalam merumuskan ikrar persatuan.

Bahasa Melayu kemudian dipilih sebagai bahasa persatuan karena beberapa alasan: (a) telah digunakan luas sebagai lingua franca, (b) relatif netral karena bukan bahasa mayoritas etnis tertentu, (c) sederhana dan mudah dipelajari. Dari sinilah istilah “bahasa Indonesia” diperkenalkan.

2. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional

Deklarasi bahasa Indonesia dalam Sumpah Pemuda menandai lahirnya bahasa nasional. Bahasa ini tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga simbol identitas, persamaan, dan persatuan bangsa. Dalam konteks kolonial, pemilihan bahasa Indonesia merupakan bentuk perlawanan simbolis terhadap dominasi bahasa Belanda.

3. Dampak Historis dan Sosial

Sumpah Pemuda membawa dampak besar:

  • Politik: Bahasa Indonesia menjadi simbol perjuangan kemerdekaan. Proklamasi 17 Agustus 1945 dibacakan dalam bahasa Indonesia.

  • Pendidikan: Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar resmi di sekolah, menggantikan bahasa Belanda.

  • Budaya: Bahasa Indonesia menjadi ruang ekspresi karya sastra, jurnalistik, dan seni yang membangun kesadaran nasional.

  • Hukum dan Administrasi: Bahasa Indonesia digunakan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan administrasi negara.

4. Relevansi Sumpah Pemuda Masa Kini

Di era globalisasi, bahasa Indonesia menghadapi tantangan baru: dominasi bahasa asing, perkembangan teknologi, serta potensi tergerusnya bahasa daerah. Namun, semangat Sumpah Pemuda tetap relevan. Bahasa Indonesia menjadi kunci memperkuat identitas nasional di tengah arus global.

Pemerintah melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa terus mendorong pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar, termasuk di ruang digital. Selain itu, bahasa Indonesia kini mendapat pengakuan internasional, bahkan mulai diajarkan di berbagai universitas luar negeri.


Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Sumpah Pemuda 1928 merupakan titik balik lahirnya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Dengan ikrar ini, bangsa Indonesia yang majemuk menemukan identitas kolektif yang mempersatukan perjuangan menuju kemerdekaan. Bahasa Indonesia kemudian berkembang menjadi bahasa nasional dan resmi negara, berperan penting dalam pendidikan, hukum, politik, dan budaya.

Saran

  1. Generasi muda perlu terus menumbuhkan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia sebagai identitas nasional.

  2. Pemerintah dan lembaga pendidikan harus memperkuat literasi bahasa Indonesia di era digital.

  3. Bahasa daerah tetap perlu dilestarikan sebagai kekayaan budaya, namun dengan menjadikan bahasa Indonesia sebagai jembatan persatuan.

  4. Penelitian dan pengembangan bahasa Indonesia di kancah internasional perlu diperluas agar bahasa ini semakin dikenal dunia.




Daftar Pustaka

  • Modul 1. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia dan Sumpah Pemuda. Universitas Mercu Buana, 2025.

  • Alwi, Hasan, dkk. (2010). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

  • Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2018). Visi dan Misi Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Terstruktur 3 & 4

Tugas Struktur 2