Tugas Mandiri 04

A02_JULIAWAN WAHYU PRATAMA

A. Membuat Ringkasan

Kaidah Bahasa dalam Teks Akademik

Pendahuluan

Teks akademik merupakan bentuk tulisan yang digunakan untuk menyampaikan gagasan, hasil kajian, atau penelitian secara sistematis dan logis dalam konteks pendidikan tinggi. Teks ini menuntut ketepatan bahasa, kejelasan makna, serta objektivitas penyampaian. Sementara itu, teks ilmiah adalah bagian dari teks akademik yang berfokus pada penyajian hasil penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dengan metode yang terukur dan dapat diuji. Perbedaan utama keduanya terletak pada tujuan dan sifatnya: teks akademik lebih luas cakupannya, sedangkan teks ilmiah menekankan pada kegiatan penelitian secara formal.

Isi

Karakteristik teks ilmiah mencakup penggunaan bahasa baku, kalimat efektif, struktur logis, dan penyampaian yang bebas dari opini pribadi. Struktur teks akademik umumnya terdiri atas pendahuluan, isi atau pembahasan, dan penutup. Prinsip penulisan akademik yang baik mencakup kejelasan ide, ketepatan istilah, konsistensi gaya, dan kejujuran ilmiah. Selain itu, penggunaan ejaan sesuai PUEBI, diksi yang tepat, serta tata bahasa yang sesuai menjadi cerminan profesionalitas akademik. Literasi kritis berperan penting dalam kegiatan akademik karena membantu penulis dan pembaca untuk memahami, mengevaluasi, serta menginterpretasi informasi secara objektif dan reflektif.

Penutup

Peningkatan literasi akademik dapat dilakukan melalui pembiasaan membaca kritis, pelatihan menulis ilmiah, serta pemanfaatan sumber referensi yang kredibel. Dengan demikian, penguasaan kaidah bahasa, penerapan gaya ilmiah, dan kemampuan literasi kritis menjadi fondasi utama untuk membangun budaya ilmiah yang kuat di lingkungan akademik.


Daftar Pustaka

  1. Menulis Ilmiah 123. (2025). Bahasa Akademik: Pilar Keilmiahan dalam Penulisan Ilmiah.

  2. Keraf, Gorys. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

  3. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2023). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Jakarta: Kemdikbud.



B.      Latihan Soal Reflektif

10 Soal Isian

  1. Kaidah bahasa dalam penulisan akademik mencakup tata bahasa, ejaan, diksi, dan gaya bahasa ilmiah.
  2. Kalimat efektif harus memiliki lima ciri utama, yaitu kehematan, kepaduan, kejelasan, kesatuan, dan kecermatan.
  3. Struktur dasar kalimat Bahasa Indonesia yang digunakan dalam teks akademik dikenal dengan istilah Subjek–Predikat–Objek–Keterangan (SPOK).
  4. Contoh kata serapan dari bahasa Inggris yang telah disesuaikan secara fonologis adalah “komputer” (dari computer).
  5. Dalam teks akademik, penggunaan kata ganti seperti “saya” sebaiknya dihindari dan diganti dengan kata penulis.
  6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi kelima dikenal dengan singkatan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
  7. Huruf miring dalam penulisan akademik digunakan untuk menuliskan  judul buku, nama majalah atau surat kabar, dan istilah asing yang belum diserap.
  8. Kesalahan struktur paralel dalam kalimat dapat menyebabkan ketidakseimbangan makna dan menurunkan kualitas tulisan.
  9. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk membantu revisi bahasa ilmiah adalah Grammarly
  10. Menurut modul, revisi bahasa ilmiah merupakan bagian dari proses akademik yang berkelanjutan.

🧠 5 Soal Esai

  1. Jelaskan mengapa penggunaan kaidah bahasa yang tepat dalam teks akademik dianggap sebagai indikator profesionalisme dan integritas ilmiah seorang penulis.
    Jawaban:
    Penggunaan kaidah bahasa yang tepat mencerminkan profesionalisme dan integritas ilmiah karena menunjukkan bahwa penulis menghargai norma akademik, berkomunikasi secara objektif, serta menghindari ambiguitas makna. Ketelitian dalam struktur, ejaan, dan diksi juga memperkuat kredibilitas karya tulis dan mencegah kesalahpahaman pembaca.

  2. Uraikan lima ciri kalimat efektif dalam penulisan akademik dan berikan masing-masing satu contoh kalimat yang sesuai.
    Jawaban:
    Lima ciri kalimat efektif:
    • Kesatuan: memiliki satu gagasan utama. Contoh: Mahasiswa mempresentasikan hasil penelitian dengan jelas.

    • Kepaduan: unsur kalimat tersusun logis. Contoh: Pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan melalui pelatihan guru.

    • Kejelasan: makna mudah dipahami. Contoh: Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan responden.

    • Kehematan: tidak ada kata berlebihan. Contoh: Ia pergi ke kampus setiap hari.

    • Kecermatan: tidak menimbulkan makna ganda. Contoh: Dosen menilai laporan mahasiswa sesuai rubrik penilaian.

  3. Bandingkan peran huruf kapital dan huruf miring dalam penulisan akademik menurut EYD V. Sertakan contoh penggunaannya dalam kalimat.
    Jawaban:
    Huruf kapital digunakan pada awal kalimat, nama orang, lembaga, dan gelar, misalnya: Universitas Mercu Buana.
    Huruf miring digunakan untuk menulis judul buku, nama media, atau istilah asing, misalnya: Konsep sustainability diterapkan pada proyek pembangunan hijau.

  4. Mengapa revisi bahasa ilmiah penting dilakukan sebelum naskah dipublikasikan? Jelaskan langkah-langkah self-editing yang dapat dilakukan oleh mahasiswa.
    Jawaban:
    Revisi bahasa ilmiah penting untuk memastikan ketepatan struktur, ejaan, dan kejelasan isi sebelum naskah dipublikasikan. Langkah self-editing mencakup membaca ulang secara kritis, memeriksa struktur kalimat, menyesuaikan diksi, mengecek ejaan dengan PUEBI, serta meminta umpan balik dari rekan sejawat.

  5. Dalam konteks penulisan akademik, bagaimana pemilihan diksi dan gaya bahasa dapat memengaruhi persepsi pembaca terhadap kredibilitas tulisan?
    Jawaban:
    Pemilihan diksi dan gaya bahasa memengaruhi persepsi pembaca terhadap kredibilitas tulisan karena bahasa yang tepat, objektif, dan formal menunjukkan penguasaan materi dan sikap ilmiah. Sebaliknya, penggunaan bahasa emosional atau tidak baku dapat menurunkan kepercayaan terhadap isi tulisan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Terstruktur 3 & 4

Tugas Struktur 2

Tugas Struktur 1